Blognya Gumi!

NgeBloglah sebelum Ngeblog dilarang...

Thursday, May 17, 2007

Orang Dewasa, Peduli dooong!!


Tadinya gw gak mau posting,,, tapi berhubung gw tadi baca NOVA,,,, hhhhhhhhhhhhh gw jadi nafsu pgn posting soal ini.
Baca deh!

Saya adalah orang tua dari dua orang anak, masing-masing duduk di TK B (5th) Dan kelas 2 (7th) di sebuah sekolah TK&SD di Kemang, Jakarta Selatan. Sebagai bagian dari eks-kul, pada tgl 29 April 2007 kedua anak saya tersebut memperoleh undangan dari sekolahnya untuk mengikuti workshop lingkungan hidup yang diselenggarakan TB Aksara bekerjasama dengan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia , judulnya WWF-Aksara Goes Green, maksudnya kampanye penyadaran mengenai pemanasan bumi (global warming) guna menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan hidup, serta memeliharanya sebagai sesuatu yang harus Kita pelihara demi semua yang tinggal didalamnya. Dituliskan di surat undangan bahwa kegiatan akan berupa bercerita, permainan, berdiskusi Dan membuat prakarya green project, Dan untuk kegiatan ini tidak dipungut biaya sama sekali.

Sebagai orang tua kami memang sangat senang bahwa Ada kegiatan positif semacam ini, paling tidak kami berpikir hal ini akan sangat berguna bagi masa depan anak-anak kami serta bumi Kita di masa depan. Kedua anak kami pun tampak begitu bersemangat untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut, bahkan beberapa Hari sebelumnya mereka sudah mengumpulkan daun-daun kering sebagai materi prakarya.

Saat Hari H, kami sekeluarga lengkap pergi ke acara tersebut dengan harapan selain memperoleh pengetahuan sekaligus hiburan positif bagi keluarga kami. Tetapi justru di sini awal bencana terjadi. Dari awal terlihat ketidaksiapan kerja panitia, acara mulur, komputer serta LCD/layar lebar
tidak berfungsi Dan lain-lain. Sehingga di tengah acara saat pergantian VCD penyuluhan, dimana terdapat beberapa orang dari WWF lengkap dengan seragam, petugas TB Aksara melakukan kesalahan fatal yang sangat tidak perlu terjadi apabila telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu : memutar video porno rated XXX (maaf tidak dapat kami ceritakan di sini) yang
filenya kebetulan berada di dalam komputer Dan salah klik oleh petugas. Selama puluhan detik adegan tersebut ditayangkan pada layar lebar Dan lengkap disaksikan oleh guru-guru, petugas
WWF Dan TB Aksara juga tentunya.. Puluhan siswa TK serta SD beserta orangtua masing-masing sampai (maaf) adegan pemeran film ejakulasi. Coba bayangkan. !

Kepanikan terjadi, wajah-wajah pucat pun terlihat, Ada beberapa anak yang menjerit, tapi Ada pula yang bertepuktangan, Dan untuk beberapa saat acara sempat terhenti. Banyak dari kami termasuk petugas (seperti telah diterka) yang terkesima Dan tak berbuat sesuatu, sampai salah seorang petugas mencoba mematikan komputer tersebut (bila anda mengerti cara kerja kompter, pasti paham bahwa komputer memerlukan beberapa detik untuk off, alias tidak langsung mati)

Setelah kejadian tersebut, memang baik video WWF maupun video porno tidak tayang sama sekali. Setelah saling menyalahkan antara pihak WWF Dan TB Aksara, salah seorang staf TB Aksara mengumpulkan para orangtua murid seraya meminta maaf Dan menyampaikan bahwa hal ini terjadi karena “kecelakaan” tanpa didampingi oleh pihak WWF (karena menurut mereka,
laptop milik salah satu staf TB Aksara serta yang mengundang adalah TB Aksara).
Sampai di sini, kami memang sangat menyesalkan kejadian tersebut, Dan tinggal pertanyaan dari kami sebagai salah satu orangtua murid yang hadir .

WWF sebagai sebuah organisasi dunia professional yang setiap saat tanpa henti melakukan penyuluhan Dan presentasi, apakah tidak pernah melakukan persiapan secara matang seperti layaknya apabila hendak melakukan sebuah presentasi? Misal: peralatan yang compatible (bukan alasan yang masuk akal bila hal ini dinyatakan sebagai sebuah kecelakaan seperti kata
mereka, karena komputer yang Ada tidak compatible dengan DVD kata petugas sehingga harus mencari pinjaman laptop dari orang lain) padahal menurut kami ini lebih pada kelalaian petugas (atau malah faktor kesengajaan) ? Apakah mereka menganggap hal ini sepele, sehingga jawaban dari petugas (yang cukup membuat kami terkejut) yaitu tidak perlu dibahas dengan anak-anak, mari Kita berharap bahwa anak-anak tersebut tidak akan menyimpan dalam memori otak masing-masing tentang hal yang telah mereka lihat pada tayangan di layar lebar tersebut? Coba bayangkan apabila para petugas tersebut berada pada posisi kami, yaitu memiliki anak di bawah umur (5 Dan 7 tahun) yang kedapatan menonton film porno, apa kira-kira reaksi anda? Presentasi penyuluhan yang disampaikan bagi siswa-siswi SD yang menggunakan bahasa Inggris secara penuh tanpa sepatah katapun bahasa Indonesia lengkap dengan istilah-istilah ilmiah, yang membuat banyak siswa tidak mendengarkan sama sekali Dan mengerjakan hal lain karena
mungkin menurut penceramah “lebih gaya ” (padahal mereka orang asli Indonesia , menurut tebakan saya) serta tidak perlu memperhatikan yang tidak gaya karena tidak dapat berbahasa Inggris?

Saat kami pancing anak kami menceritakan pendapat tentang acara WWF Dan TB Aksara, anak kami yang kecil cuma berkomentar bahwa Ada seorang perempuan tanpa busana yang (maaf) mukanya penuh ingus. Bagaimana cara menjelaskan kepada anak-anak kami?
Bagaimana mengatasi hal ini baik dari sisi pendidikan, psikologi, hukum, dll ?

Mohon kiranya bantuan serta perhatian dari yang berwenang : WWF, TB Aksara, para pakar pendidikan, pakar psikolog anak, pihak berwajib/kepolisian , hukum para orangtua Dan yang berkepentingan bagaimanakah hal ini bisa dihindari Dan menanggulangi bersama?
World Wildlife bukan berarti hidup liar Dan pergaulan bebas kan ? Global warming tidak sama dengan film Bumi makin panas kan ?

Edi T
Jalan Mesjid 12 Cawang
Jakarta Timur 13630


Aku baca dari NOVA Edisi 1003 tanggal 14-20 Mei 2007
dan dapet googling juga dari blog pak roberto atau ada yang lain.... in english



haaaaaaaaaaaaa pengen nangis....
anak dijaga baikk baikkkkk sama orangtua,,,, eh diluar... kecolongan juga hanya karena tindakan BODOH dari yang namanya-yang ngakunya ORANG DEWASA!

3 comments:

Anonymous said...

ihh... saya masih muda, belon bapak-bapak. *protes*

Mashuri said...

Ke(tidak)sengajaan (?) yang buruk!Mereka turut andil menciptakan blackdots dalam memori anak.

Siapa yang bertanggungjawab (?)

LonelyWanderer said...

such a horrible mistake, emang..